Kala Doto Zaini "Memerdekakan" Buloh Seuma

Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah merealisasikan janjinya untuk membuka akses jalan, membelah hutan rawa, hingga menembus Buloh Seuma. Kini, kemukiman yang sangat terpencil di Trumon, Aceh Selatan, mulai terbebas dari keterisolirannya.
Setelah berhasil mewujudkan jalan tembus dari Keude Trumon ke Buloh Seuma, Pemerintahan Zikir (Zaini - Muzakir) kini bertekad mewujudkan ruas jalan tembus baru, dari Buloh Seuma hingga ke Rundeng, Aceh Singkil. Berbagai terobosan pembangunan juga terus digulirkan di kawasan terpencil ini.
Buloh Seuma pun mulai ramai dengan aktivitas pembangunan berbagai infrastruktur dan fasilitas publik, seperti jembatan, puskesmas, gedung sekolah, dan menara pemancar sinyal telekomunikasi hingga tiang listrik yang siap ‘mengalirkan’ arus ke rumah-rumah penduduk di sana.
Kedatangan Doto Zaini bersama istri Hj Niazah A Hamid dan rombongan, Jumat (4/9) lalu, menjadi catatan monumental bagi kemukiman berpenduduk 748 jiwa itu. Betapa tidak, dr Zaini Abdullah adalah Gubernur Aceh pertama yang menginjakkan kakinya di kawasan penghasil madu murni itu.
Guna mengetahui lebih dalam tentang komitmen Pemerintah Aceh dalam memajukan Buloh Seuma, reporter Tabangun Aceh, Ridha Yuadi berkesempatan mewawancarai Gubernur Zaini Abdullah, di Meuligoe Gubernur Aceh, Sabtu 12 September 2015. Berikut petikannya:

Pak Gubernur, bisa diceritakan sedikit, apa yang ada di pikiran Bapak sebelum berkunjung ke Buloh Seuma?
Good question (pertanyaan yang bagus). Sambil tersenyum Gubernur melanjutkan pernyataannya. Mengunjungi Buloh Seuma sudah lama saya cita-citakan. Dulu, saya pernah melihat liputan tentang kawasan itu di salah satu televisi nasional. Perasaan saya sangat sedih kala itu dan menyimpan tekad, suatu saat saya bersama keluarga harus sampai di Buloh Seuma. Alhamdulillah, baru kali ini terwujud.
(Raut muka Doto Zaini berubah tiba-tiba saat menceritakan liputan televisi tentang keadaan Buloh Seuma yang sangat terisolir)

Kenapa Bapak mengikutsertakan istri?
Ya, ya… (senyum kembali mengembang di wajah Doto Zaini). Itu impian kami sejak dulu. Kami sangat berhasrat bertatap muka langsung dengan masyarakat Buloh Seuma. Beliau (istri) juga ingin ke sana, melihat langsung kehidupan ibu-ibu dan dan anak-anak sekolah di sana. Apa namanya… (kalimat terputus, Doto Zaini berusaha mencari kalimat yang tepat), sangat berkesan ya. Kunjungan kami ke sana kemarin itu, dapat saya sebut sebagai sebuah perjalanan menjemput impian.

Setelah meninjau Buloh Seuma, Bagaimana pendapat Bapak terhadap kondisi masyarakat di sana?
Bahagia sekali bisa bertemu masyarakat di sana. Saya sangat bahagia bisa melihat perkembangan jalan tembus Trumon-Buloh Seuma. Saya sudah mendengarkan dan menyaksikan langsung bagaimana keterisoliran mereka. Kemarin saya bisa berdialog langsung, berdiskusi panjang lebar dengan rakyat di sana. Menurut saya mereka dilematis ya, tapi itu dulu ya. Sekarang, tidak boleh begitu lagi, kita harus pacu pembangunan di sana, mereka harus maju, tidak boleh terisolir. Anak –anak juga harus mendapat fasilitas yang baik untuk sekolah. Kesehatan harus diutamakan dan lain sebagainya. Ini, ini yang akan kita fokuskan segera.

Jalannya kapan rampung atau diaspal Pak?
Insya Allah, targetnya ruas jalan rampung tahun depan, pada tahun 2016 nanti. Kondisi saat ini jalan telah selesai pengerasan dan sudah dapat dilalui kendaraan bermotor. Walaupun belum rampung 100 persen, namun masyarakat sudah merasakan manfaaatnya. Jika nanti jalannya selesai hingga tahap pengaspalan, maka keterisolasian daerah itu (Buloh Seuma) akan benar-benar terbuka.
Saya berkeyakinan, rute Buloh Seuma akan banyak dilintasi berbagai kendaraan dari Aceh Selatan menuju ke Aceh Singkil dan sebaliknya. Banyak potensi yang bisa digarap di kawasan itu. Potensi di sana melimpah ruah. Saya juga sudah minta Pemkab Aceh Selatan untuk melakukan langkah strategis dalam membangkitkan ekonomi rakyat melalui berbagai potensi komoditi unggulan daerah, misalnya jangung dan sektor-sektor lainnya.

Harapan Pak Gub kepada masyarakat Buloh Seuma?
Saya lihat mereka giat dalam bekerja, hana beu-oe (tidak malas). Sumber daya alam juga melimpah dan ini menjadi modal untuk memajukan Buloh Seuma. Perdamaian harus dirawat agar semua potensi di sana bisa dimanfaatkan dengan baik. Dulu, hasil alam tak bisa dipasarkan ke luar daerah, kondisi itu membuat ekonomi terpuruk. Itu tidak boleh terjadi lagi, Buloh Seuma harus maju. Ada banyak madu juga di sana, Alhamdulillah rahmat Allah, mudah-mudahan mereka semakin bersyukur dan taat beribadah kepada Allah.

Terus, langkah apa yang dilakukan Pemerintah Aceh untuk memajukan Buloh Seuma?
Pemerintah Aceh konsisten membangun segala fasiltas yang dibutuhkan. Impian saya tidaklah muluk-muluk. Saya berharap infrastruktur bisa selesai dibangun. Semua kebutuhan dasar harus memadai, sehingga hasil bumi akan mudah dipasarkan, dan roda perekonomian pun berputar lancar. Untuk pembangunan sektor kesehatan dan pendidikan juga demikian.
Saya berharap, seluruh komponen Aceh Selatan bersatu padu membangun dan mensejahterakan rakyat. Manfaatkan semua potensi ekonomi yang ada di sana. Insya Allah dengan ikhtiar dan kerja keras kita bersama maka perputaran ekonomi dan kesejahteraan masyarakat akan segera kita capai.
Pemerintah Aceh tetap komit untuk membangun infrastruktur. Kita juga sudah menetapkan pembangunan sejumlah ruas jalan dan jembatan di lintas tengah sebagai program prioritas pemerintah. Tujuannya apa? Semua ini untuk konektivitas antarwilayah dan pemerataan pembangunan. Saya harap semua pihak harus bekerja keras dan bersama-sama mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi Aceh dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Terkait dengan pembangunan 14 ruas jalan tembus Aceh, bagaimana progresnya?
Ada yang sudah fungsional. Sudah bisa dilalui misalnya jalan Babahrot (Abdya) ke Terangon dan Blangkejeren (Gayo Lues). Sekarang sudah bisa dilalui kendaraan penumpang dan barang.  Kemudian, ee.. (kalimat kembali terputus. Doto Zaini mengernyitkan keningnya, berusaha mengingat sesuatu. Lalu melanjutkan kalimatnya) Blangkejeren-Pinding-Lokop-Peureulak, sudah hampir selesai juga diaspal.
Hasrat kami, jalan tembus seluruh wilayah Aceh harus dibangun berkualitas dan terintegrasi antara satu sentra produksi dengan daerah sentra produksi lain dan pemasarannya (pasar dan pelabuhan). Jalan lintas tengah, pantai timur utara, dan pantai barat selatan harus tuntas dibangun.
Kemajuan bagus sekali, ada banyak pembangunan jalan juga sedang berjalan. Di akhir tahun Pemerintahan kami, program ini harus selesai. Oooya, ini, ini...khusus di Geurutee, akan bangun tunel (terowongan) sepanjang 1,2 kilometer. Kalau ini terlaksana, akan memangkas waktu dan jarak. Panjang jalan 10 kilometer akan menjadi 2,9 kilometer nanti.

Bagaimana dengan sektor lain, selain infrastruktur?
All priority (semua prioritas). Sama, semua prioritas yang telah disusun akan terus dipacu. Kita sudah berdiskusi dengan Pak Jokowi untuk memajukan Aceh di berbagai bidang. baik itu pertanian, perikanan, perkebunan, pendidikan, dan lain-lainnya. Beliau (Jokowi) akan memberikan perhatian serius untuk Aceh. Kalau soal konektivitas, ini adalah program utama kabinet beliau, termasuk pembangunan jalan tol Sumatera dari Lampung-Aceh.

Kita juga membicarakan beberapa hal terutama mengenai KEK Lhokseumawe, pipa transmisi Arun-Belawan, mengenai Bandara SIM dan beberapa hal lainnya. Presiden berjanji akan sesegera mungkin menindaklanjuti. Satu lagi, kemarin itu, kita juga menyampaikan kepada Presiden Jokowi tentang ketertarikan sejumlah investor yang ingin mengelola migas Aceh. Nantinya perusahaan-perusahaan tersebut akan berada di bawah Badan Pengelola Minyak dan Gas Aceh (BPMA). Saat ini BPMA masih menunggu SK dari Pemerintah Pusat.(***)
Dimuat di edisi cetak - TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 50 | SEPTEMBER 2015

Post a Comment

0 Comments