Ternyata Ayam Aceh belum Penuhi Standar KFC


"Keinginan kita beli
dan punya storage di Aceh,
tapi belum terpenuhi standarnya.
Diharap bisa terealisir
ke depannya.”

- Dedy Irawan -
Asisten Manager KFC
Gerai Simpang Lima Banda Aceh

menjadi waralaba yang terbilang sukses, gerai ayam goreng ini memang disenangi warga. Selain rasa, nama ternama juga sudah menjadi brand di masyarakat. Kentucky Fried Chicken (KFC) adalah salah satu gerai waralaba yang berbasiskan ternak unggas yakni ayam.
Asisten Manager KFC gerai Simpang Lima Banda Aceh, Dedy Irawan mengatakan, setiap harinya gerai junkfood ini membutuhkan 200 ekor ayam perhari untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Tapi sayangnya, ayam yang dipasok bukanlah yang berasal dari peternak ayam lokal.
“Bukannya kita tidak bekerja sama dengan peternak lokal, tapi sayangnya ayam ayam di lokal masih belum memenuhi kualifikasi standar ayam yang digunakan KFC,” jelas Dedy.
Menyandang nama dan kualifikasi waralaba internasional, gerai KFC memang harus berpijak pada standar yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.
Saat ini, sebut Dedy, kebutuhan ayam dipasok dari gudang regional yang ada di Sumatera Utara. “Kalau untuk pulau Sumatera, maka ada dua gudang regional yang memenuhi pasokan untuk kota-kota di Sumatera, yakni di Medan dan Palembang,” ujarnya.
Sejak awal gerai didirikan di Aceh, sebut Dedy, harapannya pihak gerai selalu ingin bekerja sama dengan peternak lokal, tapi saat ini belum sesuai standar. “Keinginan kita beli dan punya storage di Aceh, tapi belum terpenuhi standarnya. Diharap bisa terealisir ke depannya,” sebut Dedy.(yayan)
Gerai KFC Simpang Lima | Foto: Yayan Zamzami

Dimuat di edisi cetak - TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 51 | OKTOBER 2015

Post a Comment

0 Comments