Aceh Jadi Lumbung Pangan Nasional


“Ada tiga tanaman yang menjadi perhatian Pemprov Aceh, yaitu padi, kedelai, dan jagung. Untuk 2016, selain padi, produksi kedelai dan jagung ditargetkan masing-masing 131 ribu ton dan 237 ribu ton.”

-- Abubakar Karim --
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh

PEMERINTAH Provinsi Aceh menargetkan produksi padi pada 2017 akan naik  sebesar 2,5 juta ton. Pada tahun 2016 petani Aceh diprediksi mampu memproduksi 2,3 juta ton, sebuah angka yang melampaui target 2,1 juta ton.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh, Abubakar Karim kepada Tabangun Aceh, awal April 2016 menyebutkan, pertumbuhan produksi padi yang sesuai target, membuat Aceh masuk ke dalam daerah surplus dan swasembada beras. Hal ini sesuai dengan keinginan pemerintah untuk menjadikanAceh sebagai daerah lumbungpangan nasional.
Gubernur Aceh dr H Zaini Abdullah, menunjau program GP3K binaan PT PIM di desa Gani, Aceh Besar, beberapa waktu lalu. | Foto: azmitripa /Humas Aceh.

Menurut Mantan Kepala Bappeda Aceh ini, ada tiga tanaman yang menjadi perhatian Pemprov Aceh, yaitu padi, kedelai, dan jagung. Untuk 2016, selain padi, produksi kedelai dan jagung ditargetkan masing-masing 131 ribu ton dan 237 ribu ton.

Pembenahan sistem pertanian yang terpadu dan optimal terus dilakukan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh. Abubakar Karim menyebutkan beberapa program menjadi prioritas dilakukan untuk terus menjaga kemandirian Aceh dari hasil pertanian.

Di antaranya adalah mengoptimalkan pemanfaatan sawah baru, sebanyak 264 hektare, sehingga di tahun 2016  akan ada 512 hektare sawah ditanam. “Lalu kita juga akan meningkatkan Indek Pertanaman hingga angka 1,7. Sementara saat ini ada di angka 1,6. Artinya dengan angka ini kita akan bisa menanami lahan 470 ribu hingga 480 ribu hektare,” ujar pria kelahiran Gayo Lues yang bergelar professor ini.

Peningkatan Indek Pertanaman (IP) akan dilakukan dengan mengoptimalkan jaringan irigasi dan membangun jaringan irigasi didaerah potensial. Namun, menurut Abubakar Karim, saat ini dunia pertanian, khususnya sawah, di Aceh memang sedang mengalami sedikit tantangan dengan maraknya pengalihfungsian lahan menjadi kawasan pembangunan.

Sedikitnya 2 persen per tahun lahan sawah di Aceh berkurang akibat beralih fungsi menjadi lahan bangunan. “Oleh karena itu kita sangat menyambut baik program Presiden Jokowi dengan mencetak sawah baru. Untuk tahun 2017 ditargetkan ada 15 ribu hektare sawah baru tercipta di Aceh,” katanya.
Sehingga posisi Aceh yang ditargetkan sebagai lumbung pangan nasional bisa terus dipertahankan.
Saat ini, sebut Abubakar Karim, hanya 7 kabupaten/kota di Provinsi Aceh yang tak mampu swadaya dalam menyediakan pangan, terutama beras. Untuk itu daerah-daerah ini disupplay oleh daerah-daerah tetangganya.

Masing-masing kabupaten/kota dimaksud adalah Kota Banda Aceh, Kota Sabang, Kota Subulussalam, Kota Langsa, Kota Lhokseumawe, Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Singkil.
Selain itu, sebutnya kini petani-petani di Aceh juga tengah dipersiapkan untuk bisa menjadi penangkar bibit unggul, sehingga bibit padi nantinya tak perlu lagi didatangkan dari luar, cukup dari hasil swadaya masyarakat petani itu sendiri.[yayan]

Program Prioritas Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh:  
  • Mengoptimalkan pemanfaatan sawah baru.
  • Meningkatkan Indek Pertanaman dengan target 1,7.
  • Mencetak sawah baru dengan target 15 ribu hektare.
  • Optimalisasi lahan; menanam kembali sawah yang terbengkalai dengan merehabilitasi lahan.
  • Pemenuhan peralatan dan mesin pertanian.
  • Pemenuham Saprodi (pupuk, obat-obatan, benih, jaringan irigasi)

Post a Comment

0 Comments