kebijakan pembangunan ekonomi Aceh tahun 2017
diarahkan untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi, stabil, dan berkualitas.
--Marthunis, ST, DEA --
Kabid Perencanaan Pembangunan Ekonomi dan Ketenagakerjaan
(P2EK)
|
KEPALA
Bappeda Aceh melalui Kabid Perencanaan Pembangunan Ekonomi dan Ketenagakerjaan
(P2EK), Marthunis, ST, DEA, menyatakan bahwa Tahun 2017 merupakan tahun
terakhir implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh periode
2012-2017.
Program-program dan
kegiatan prioritas yang telah ditetapkan dalam RPJMA selama periode ini
diharapkan dapat dituntaskan pelaksanaannya selambat-lambatnya pada tahun
tersebut. Penuntasan program dan kegiatan prioritas ini, diharapkan dapat
terwujud masyarakat Aceh yang bermartabat, sejahtera, berkeadilan, dan mandiri.
Lebih lanjut Marthunis
menyampaikan, sesuai dengan tema pembangunan Aceh tahun 2017, yaitu ”meningkatkan
pembangunan infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia untuk memperkuat
daya saing dan kemandirian ekonomi Aceh”, maka kebijakan pembangunan ekonomi
Aceh tahun 2017 diarahkan untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi, stabil, dan
berkualitas.
Tujuan ini akan dicapai
melalui peningkatan produksi dan produktivitas daerah sebagai nilai tambah
ekonomi dengan pengembangan industri pengolahan dan pengembangan sektor jasa
secara terpadu, dan penguatan kemandirian pelaku ekonomi.
Selain itu kebijakan
pembangunan ekonomi diarahkan juga pada peningkatan daya saing ekonomi Aceh
untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Diiringi dengan keterpaduan industri
manufaktur pertanian, perkebunan, peternakan, kelautan, dan sumber daya alam
terbarukan lainnya yang berbasis keunggulan wilayah. Juga untuk mengembangkan
konektifitas jalur-jalur distribusi yang lancar dan efisien.
Permasalahan dan
tantangan
Ada beberapa permasalahan
penting yang menjadi tantangan dalam mewujudkan pembangunan ekonomi yang
berkualitas yang menjadi fokus Pemerintah Aceh pada tahun 2017. Pertumbuhan
ekonomi Aceh selama beberapa tahun terakhir masih rendah.
Permasalahan lain adalah
terjadinya kenaikan disparitas antar wilayah (Indeks Williamson) dan kelompok
pendapatan (Rasio Gini), walaupun lebih rendah angka-angkanya dibanding
nasional namun masih lebih tinggi dari
target RPJMA 2012-2017. Selain itu pembangunan pertanian, perkebunan dan
perikanan yang masih belum berkembang secara optimal yang diindikasikan dengan
produktivitas, kualitas komoditi dan nilai tambah yang rendah dibandingkan dengan
produktivitas rata-rata nasional.
Demikian juga nilai
realisasi investasi dan daya saing UMKM yang rendah dibandingkan dengan capaian
sejumlah provinsi lain di Indonesia yang disebabkan oleh minimnya fasilitas
infrastruktur, regulasi, permodalan, dan rendahnya kualitas SDM.
Berdasarkan permasalahan
yang dihadapi maka kebijakan pembangunan ekonomi Aceh untuk tahun 2017 harus
mampu berkontribusi pada penciptaan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Ditandai
dengan peningkatan laju dan nilai PDRB, pengurangan defisit perdagangan
terutama antar daerah, peningkatan kontribusi industri pengolahan terutama
industri non migas serta diikuti oleh makin sedikitnya angka kemiskinan, menurunnya
angka pengangguran.
Salah satu penyebab
rendahnya perkembangan perekonomian Aceh selama ini karena kekurangan fasilitas
sarana infrastruktur yang mendukung aktivitas perekonomian. Sarana
infrastruktur yang perlu ditingkatkan adalah yang terkait langsung dengan
sektor produksi di berbagai sektor seperti waduk, irigasi, jalan, pelabuhan,
pasar, gudang, pusat pembibitan, science parks, sentra produksi, sentra
industri, kawasan industri, kawasan perhatian investasi, kawasan minapolitan,
kawasan agropolitan, kawasan transmigrasi, dan Balai Latihan Kerja (BLK) yang
sesuai dengan kebutuhan industri dan jasa. Pembangunan semua fasilitas
infrastruktur tersebut diharapkan dapat memperkuat daya saing dan kemandirian
ekonomi Aceh di masa mendatang, katanya.
Pada sektor pertanian,
sebagai salah satu kontributor penting (key contributor) pada pembentukan
struktur ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, diarahkan terutama untuk
peningkatan produktifitas dan kualitas beberapa komoditi penting daerah serta
untuk menjadi salah satu sektor andalan.
Demikian juga disektor
ketenagakerjaan diarahkan untuk menciptakan tenaga kerja yang mempunyai
produktivitas tinggi melalui peningkatan kompetensi keterampilan dan keahlian
yang berbasis pasar, imbuhnya menutup penjelasan kepada Tabangun Aceh.[ska]SASARAN UTAMA PEMBANGUNAN |
Secara
makro, sasaran utama pembangunan Aceh pada 2017, dengan mempertimbangkan
kondisi dan permasalahan yang dihadapi serta penyesuaian dengan indikator yang
telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh
2012-2017 adalah sebagai berikut:
|
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN EKONOMI ACEH 2017 |
Dalam rangka mendukung pencapaian
target-target RPJMA 2012-2017 terkait dengan pembangunan ekonomi Aceh, maka
prioritas dan sasaran pada tahun 2017 adalah sebagai berikut:
Penurunan Angka Kemiskinan dan
Pengangguran, dengan Sasaran pembangunan sebagai berikut :
Peningkatan Ketahanan Pangan dan Nilai
Tambah Produksi, dengan Sasaran pembangunan sebagai berikut :
Peningkatan Infrastruktur, investasi dan
pengembangan kawasan-kawsan strategis, dengan Sasaran pembangunan sebagai
berikut :
|
0 Comments