Tri Waluyo, Siswa SMK 2 Takengon sedang menerangkan cara kerja mesin ciptaannya yang meraih peringkat I Nasional pada Gelar Karya Teknologi Tepat Guna (TTG) Tingkat Nasional | yayan zamzami |
Seorang siswa asal
SMK 2 Takengon, Aceh Tengah berhasil menyabet juara nasional dalam gelar karya
Teknologi Tepat Guna (TTG) Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh
Kementerian Dalam Negeri.
Remaja asal Kabupaten Aceh Tengah ini berhasil menemukan sebuah
perangkat mesin untuk mengirit bahan bakar minyak kendaraan roda empat.
Hasil temuannya ini pun turut dipamerkan pada arena Pekan Inovasi
Perkembangan (PIN) Desa/Kelurahan dan Gelar Karya Teknologi Tepat Guna (TTG)
XVII Tingkat Nasional di Banda Aceh pada 8-12 Oktober 2015.
Kabupaten Aceh Tengah merupakan daerah dataran tinggi di Aceh.
Kontur daerah perbukitan membuat kendaraan roda empat menjadi sarana
transportasi penting bagi para petani untuk mengangkut hasil kebun mereka.
Pasca diguncang gempa hebat tahun 2012 lalu, kondisi daerah ini
semakin terpuruk dalam kondisi ekonomi yang memburuk . Selain harga bahan pokok
yang meninggi, harga bahan bakar minyak pun melonjak yang membuat kondisi ekonomi
masyarkat semakin melemah.
Resah dengan kondisi ini, remaja bernama Tri Waluyo (18) ini pun
menjajal kemampuannya untuk berinovasi menciptakan sebuah mesin pengirit bahan
bakar minyak, khususnya bensin.
Bersama seorang rekannya bernama Eky Yolanda, kedua siswa asal
SMK 2 Takengon, Aceh tengah ini akhirnya
berhasil menciptakan sebuah mesin pengirit bahan bakar yang digunakan pada
kendaraan roda empat.
Mesin tersebut adalah tabung irit BBM yang dinamakan Pemrit. Ini
merupakan tabung penghemat bahan bakar bensin dengan sistem penguapan bahan
bakar dalam pipa dengan cara pemanasan menggunakan fluida cair atau cairan
pendingin mobil.
Berhasil menghemat bahan bakar minyak bagi kendaraan roda empat,
mesin Pemrit temuan siswa SMK Takengon Aceh Tengah ini berhasil menyabet
peringkat satu untuk kompetisi Teknologi Tepat Guna tingkat nasional.
Teknologi penghemat bahan bakar ini, kini menjadi incaran bagi
warga Aceh Tengah yang mayoritasnya adalah petani. Dengan menghemat bahan bakar
hingga 40 persen, secara tidak langsung juga meringankan biaya transportasi
bagi mobil-mobil angkutan komoditas pertanian dari daerah ini.
Sejumlah keunggulan menjadi daya tarik dan nilai lebih dari mesin
Pemrit ini, di antaranya memberikan proses pembakaran mesin yang lebih optimal,
menambah tenaga mesin, tidak mengubah kadar karbondioksida dan menghasilkan kadar emisi normal.
Dengan ditemukannya sistem penghemat bahan bakar kendaraan roda
empat ini diharap bisa menanggulangi masalah kenaikan harga bahan bakar minyak
yang selalu menjadi masalah bagi rakyat kecil. [yayan]
Dimuat di edisi cetak - TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 51 | OKTOBER 2015
0 Comments