“Kami
berharap wartawan di Aceh dapat lebih cerdas dalam menilai setiap proses dan
hasil pembangunan, sehingga pemerintah dapat melakukan otokritik agar proses
pembangunan itu berjalan lebih efektif, terarah dan tepat sasaran,”
--dr.
H. Zaini Abdullah--
Gubernur
Aceh
|
GUBERNUR Zaini Abdullah berharap PWI Aceh tampil kompak dan bersatu sehingga
mampu melahirkan program-program berkualitas bagi para wartawan anggotanya.
Optimalisasi peran PWI Aceh juga diminta dalam merawat perdamaian Aceh melalui
berita-berita yang jauh dari unsur penghasutan, apalagi rekayasa fakta.
Harapan itu disampaikan Gubernur, saat menyampaikan
sambutan pada acara pelantikan Pengurus
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh, di Anjong Mon Mata, Komplek Pendopo
Gubernur Aceh, Banda Aceh, Senin (9/5/2016) malam.
“Saya berharap PWI Aceh dapat terus mengembangkan
pendidikan jurnalisme damai kepada anggotanya. Setiap informasi harus ditulis
dan disampaikan dengan bijak agar beritanya tidak memunculkan kekisruhan di
masyarakat,” pinta Zaini Abdullah, yang mengawali sambutannya dengan
mengucapkan selamat bertugas kepada pengurus PWI Aceh periode 2015-2020.
Zaini mengatakan dalam menjalankan tugas, Pemerintah
Aceh membutuhkan peran aktif wartawan yang memiliki fungsi sebagai kontrol
sosial di tengah masyarakat. “Kami berharap wartawan di Aceh dapat lebih cerdas
dalam menilai setiap proses dan hasil pembangunan, sehingga pemerintah dapat
melakukan otokritik agar proses pembangunan itu berjalan lebih efektif, terarah
dan tepat sasaran,” katanya.
Zaini Abdullah juga berpesan agar dalam membina
anggotanya, PWI Aceh terus menekankan pada kepatuhan terhadap Undang-Undang
Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers dan menjunjung tinggi kode etik
jurnalistik.”Saya yakin, semakin profesional para wartawan dalam menjalankan
tugasnya, maka semakin kecil peluang terjadi konflik antara media atau insan
pers dengan pihak-pihak yang diberitakan,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur juga kembali
mengingatkan bahwa perdamaian Aceh masih cukup rapuh. Bahkan banyak investor
yang ragu berinvestasi di Aceh karena masalah keamanan yang masih rentan.
“Karenanya, saya mengajak wartawan untuk
peduli masalah ini dengan menyajikan berita-berita yang bijak sehingga tingkat
kepercayaan orang luar kepada Aceh semakin tinggi,” kata Doto Zaini.
Mantan Menteri Luar Negeri GAM itu juga sempat
menyinggung oknum yang mengklaim diri sebagai wartawan sehingga membuat citra
pers menjadi terusik. Untuk mengatasi
hal ini, ungkap Zaini, maka peran organisasi pers sebagai wadah membina,
dan meningkatkan kapasitas wartawan sangat dibutuhkan agar tugas-tugas
jurnalistik yang dijalankan anggotanya tidak berbelok arah ke jalan yang salah.
“Dalam hal ini, PWI menjadi tumpuan harapan kita, sebab PWI adalah organisasi
pers tertua dan memiliki anggota paling banyak
di negeri ini,” tandasnya.
Ketua Panitia Pelaksana, Zainal Arifin M Nur
menyampaikan terimakasih kepada Gubernur, yang menyempatkan diri untuk hadir
mengikuti rangkaian pelatikan organisasi wartawan tertua di tanah air ini.
“Gubernur baru saja pagi tadi menghadiri acara di Jakarta
tetapi langsung balik untuk menghadiri acara pelantikan ini,” kata wartawan
senior Aceh itu.
Sementara itu, Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat,
Sasongko Tedjo mengatakan sebagai organisasi profesi kewartawanan tertua di
Indonesia, PWI terus melakukan pembenahan, baik kepada media maupun
kepada para wartawan. “PWI sudah berumur 70 tahun. Dalam masa tersebut kita
terus melakukan pembenahan dalam rangka memberikan pembinaan dan peningkatan
kapasitas untuk mendorong terciptanya wartawan yang profesional,” katanya.
Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh
secara resmi dilantik oleh Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat, Sasongko Tedjo,
mewakili Ketua PWI Pusat, Margiono. Pada kesempatan yang sama turut pula
dilantik Pengurus Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Aceh Periode
2015-2020 yang diketuai Dr. Harbiyah Gani dan Sekretaris, Maradewi.
Rangkaian acara pelantikan dimulai pukul 21.00 WIB.
diawali dengan jamuan makan malam ratusan undangan dan insan pers di Restoran
Meuligoe Gubernur Aceh.
Prosesi pelantikan secara simbolis ditandai dengan
pengambilan sumpah jabatan dan dilanjutkan dengan penyerahan bendera PWI dari
Sasongko Tedjo kepada Tarmilin Usman, Ketua PWI Aceh periode 2015-2020. Turut
hadir Wakil Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat Sasongko, tokoh pers Aceh H
Sjamsul Kahar dan H. Harun Keuchik Leumiek, Ketua DPD I Partai Golkar Aceh TM
Nurlif, bakal calon Gubernur Aceh
Zakaria Saman, pejabat Pemerintah Aceh, unsur Forkopimda Aceh, anggota DPR
Aceh, Walikota Banda Aceh Hj. Illiza Saa’duddin Djamal, Balon Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman,
Ketua KNPI Aceh Jamaluddin Jamil, tokoh-tokoh masyarakat Aceh, akademisi dan
ratusan tamu undangan lainnya.
Pengurus PWI Aceh yang akan dilantik untuk
periode lima tahun ke depan adalah hasil Konferensi Provinsi (Konferprov) XI PWIAceh
yang dilaksanakan 3 Desember 2015 di Anjong Mon Mata, Banda Aceh.[]
PENGURUS PWI ACEH
PERIODE 2015-2020
|
Penasihat: H Sjamsul Kahar, H. Harun Keuchik Leumiek,
Drs. Barlian AW, Drs. Bustamam Aly, Drs. HT Anwar Ibrahim, dan H. TM. Yusuf
BBA.
Dewan Kehormatan (DKP): Drs. Dahlan TH (ketua) M. Nasir
Nurdin (sekretaris)
Ketua PWI Aceh: Tarmilin Usman
Wakil Ketua Bidang Organisasi: Zainal Arifin M. Nur
Wakil Ketua Bidang Pendidikan: Iranda Novandi
Wakil Ketua Bidang Pembelaan Wartawan: T. Haris Fadhillah
Wakil Ketua Bidang Kesejahteraan: HT. Maimun Umar (LPP
TVRI)
Wakil Ketua Bidang Kerja Sama: Ramadansyah (Berita Merdeka).
Sekretaris: Aldin Nainggolan
Wakil Sekretaris: Muhammad Saman dan Muhammad Zairin
Bendahara: Azhari SE
Wakil Bendahara: Sulaiman SE
Ketua SIWO: Imran Joni
Ketua Seksi Wartawan Keagamaan: Heru Dwi Suryatmojo (LKBN
Antara)
Ketua Seksi Wartawan Hukum: T. Mansursyah
Ketua Seksi Wartawan Kesra: M. Nasir Yusuf
Ketua Seksi Wartawan Pendidikan: Helmi Hass
Ketua Seksi Wartawan Media Televisi: Drs. Saiful Bahri
Ketua Seksi Wartawan Media Radio: Sarbunis
Ketua Seksi Wartawan Media Cetak: Misbahuddin
Ketua Seksi Wartawan Polkam: M. Haris SA
|
0 Comments