Karya seni, destinasi wisata, fashion, hingga kuliner Aceh memiliki potensi dalam ekonomi kreatif, namun demikian potensi tersebut belum mampu menopang perekonomian Aceh, apalagi membawa kesejahteraan bagi masyarakat Aceh.
Sebagai contoh untuk ekonomi kreatif pada kerajinan tangan seperti kerajinan rotan, anyaman tikar, ayaman eceng gondok serta berbagai karya dari batok kelapa. Tidak ketinggalan juga dengan aneka kuliner, seperti Mie Aceh, keumamah, asam keueung, timpan, keukarah, bolu eungkot dan sebagainya.
Dalam bidang seni, karya seni dari Aceh sudah banyak yang mendunia, seperti tari saman yang telah mendapat pengakuan dari UNESCO, selain itu ada Tari seudati, tari ranub lampuan, rapa’i geleng, didong dan berbagai seni lainnya yang banyak mengundang decak kagum dunia
Kita sebagai generasi muda Aceh harus dapat merubah minset kita terhadap wirausaha, karena banyak dari kita generasi muda yang terpaku untuk menjadi karyawan baik di perkantoran Pemerintah maupun swasta akibat jenjang pendidikan yang kita miliki dan kurangnya memiliki jiwa ekonomi. Kita hanya memikirkan mencari pekerjaan, punya gaji cukup untuk kebutuhan hidup sehari- hari, padahal banyak dari kita yang memiliki hobi dan mahir membuat kerajinan tangan, seni dan kuliner hasil warisan turun- temurun, yang dapat kita kembangkan dan pasarkan.
Biaya produksi barang kerajinan memang tak bisa dibilang murah, terlebih bagi pengusaha kecil menengah atau yang baru merintis. Tak jarang, usaha itu harus berhenti ditengah jalan karena tidak memiliki akses atau tidak dapat memenuhi persyaratan untuk permodalan, sementara itu industri kerajinan kelas kakap semakin menjamur dan mendominasi pasar. Masalah ini mungkin kedengarannya sepele namun itulah kenyataannya, semoga persoalan ini mendapat perhatian dengan kebijakan Pemerintah sehingga dapat mendorong terbentuknya sebuah regulasi pembiayaan permodalan dengan bunga rendah, dan akses cepat bagi para pelaku usaha kreatif di Aceh.
Oleh:
Cut Lia Wita
Mahasiswi FIKOM
Universitas Ubudiyah
Ig: @cutliyawita
Dimuat di edisi cetak - TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 67 | Agustus 2017
0 Comments