Tertib

Milyaran bintang dan planet di angkasa raya terus berkeliling sambil berputar, namun tidak saling berbenturan. Semuanya bergerak atas izin Allah SWT. Coba kalau matahari telat datangnya, atau jika planet-planet bergerak asal-asalan, pasti akan berantakan bahkan saling bertubrukan. Tapi ini semua tidak terjadi karena yang mengaturnya adalah Allah Ta’ala. Tidak ada yang bergerak sendiri-sendiri, semuanya bergerak tertib dengan izin-Nya.

Tertib hidup sangatlah penting. Ikan misalnya, selama ikan masih berada dalam air maka ikan-ikan pasti bahagia, sebaliknya kalau ikan coba-coba mencari kebahagiaan di luar ketentuan Allah, maka ikan-ikan akan binasa. Hal ini juga berlaku bagi organ tubuh kita, paru-paru contohnya. Kalau Allah sudah perintahkan paru-paru kita untuk berhenti, maka mau kita pompa pakai tabung gas pun, paru-paru tetap saja tidak akan bergerak lagi. Dia lah yang Maha Mengatur, dan kewajiban kita adalah tertib merawatnya.

Merawat tubuh yang tertib tidak cukup dengan asupan gizi sempurna, olahraga teratur atau istirahat yang cukup, melainkan juga perlu Sujud yang lama. Karena posisi Sujud sangat berguna dalam memompa getah bening ke bagian leher. Posisi jantung ‘di atas’ otak juga menyebabkan daerah ini kaya kandungan oksigen yang kemudian mengalir secara maksimal ke otak, yang akhirnya berpengaruh terhadap daya pikir manusia. Oleh sebab itu, ada baiknya melakukan Sujud dengan Tuma’ninah, yakni tidak tergesa-gesa, karena hakekat Sujud adalah menundukkan diri, melepaskan keangkuhan dan kesombongan diri kita dihadapan Sang Maha Pencipta.

Tertib hidup sangatlah penting. Saat bintang-bintang bertaburan memenuhi langit yang hitam kelam, dan hendak menikmati istirahat malam, kita pun diperintahkan bersujud dulu menghadap Al-Khaliq. Sungguh, tertib hidup pasti menentramkan hati, fikiran dan kehidupan. Dan yang Allah mau adalah agar kita Taat dan Tertib dalam segala keadaan, nanti Allah buat keadaan-keadaan untuk bahagiakan kita. Dia mampu membuat kita senang dan tersenyum dalam keadaan susah dan Allah jua yang seketika mampu mengubah susah menjadi bahagia.

Dulu, ada yang tidak percaya bahwa anak manusia bisa lahir tanpa Ibu dan Bapak, tapi Allah telah ciptakan Adam As tanpa Ibu dan Bapak. Tak ada yang percaya kalau laki-laki bisa melahirkan perempuan, padahal Allah telah “lahirkan” Siti Hawa dari Adam As. Begitu juga dengan bayi yang lahir tanpa Bapak, seperti Nabi Isa As. Hanya Allah yang Kuasa, selain Allah tidak bisa apa-apa.

Oleh: Ridha Yuadi
Sekretaris Eksekutif SiPade Institute

Post a Comment

0 Comments