MENTERI Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Dr. Sofyan A
Djalil SH MA MALD berpendapat, keberagaman di wilayah yang luas wilayah serta
kekayaan kearifan lokal, menjadi anugerah luar biasa bagi Bangsa Indonesia.
Perlu dilakukan kajian dan penelitian (riset) yang lebih mendalam agar kekayaan
kearifan dan ilmu pengetahuan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat di sebuah
wilayah, dapat diadopsi dalam sebuah kebijakan, baik pada level nasional maupun
provinsi.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr Sofyan A. Djalil dalam sambutannya
pada acara Local Knowledge Confrence di Gedung LIPI Jakarta, Selasa (12/42016).
Menurut Sofyan Djalil, saat ini banyak kebijakan yang dikeluarkan tidak
dapat berjalan baik di beberapa daerah, karena tidak memasukkan local contens
(muatan local). Ia menyebutkan contoh kebijakan pendidikan nasional yang
disamaratakan di semua wilayah di Indonesia.
Beberapa program pemerintah juga tidak bisa memberi manfaat bagi
masyarakat, karena tidak mengadopsi local contens, sehingga apa yang
diprogramkam pemerintah belum tentu dibutuhkan masyarakat. Dalam hal ini
Menteri Sofyan Djalil member contoh program pertanian untuk alat mesin
pengolahan tanah, yang diciptakan sama seluruh Indonesia.
“Padahal jenis tanah tidak sama, ada yang tanah kering ada tanah basah
atau dalam/payau, hal tersebut yang menyebabkan banyak bantuan pemerintah tidak
bisa dimanfaatkan oleh sebagaian masyarakat,” ujarnya.
Pengabaian terhadap konten lokal ini juga menjadi salah satu penyebab
timbulnya kasus hukum yang menyeret masyarakat berurusan dengan pihak berwajib,
bahkan sampaikan ke penjara. Padahal, kasus-kasus tersebut dapat diselesaikan
dengan kearifan yang berlaku di daerah setempat.
Menteri Bappenas kemudian meminta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) untuk melakukan kajian lebih banyak lagi tentang kearifan lokal atau
local wisdom sebagai pendukung kebijakan pemerintah.
Kegiatan Local Knowledge Confrence Program Knowledge Sector Intiative
(KSI) adalah komitmen bersama Pemerintah Indonesia dan Australia. Program ini
bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan rakyat Indonesia melalui kebijakan
publik yang lebih berkualitas serta menggunakan riset dan analisis secara lebih
baik.
Pada acara tersebut dipaparkan tentang 10 cerita tentang pengetahuan
lokal di Indonesia, yaitu agar air mengalir sampai jauh dan Baleo! Baleo!
Baleo! (Nusa Tenggara Timur), Setelah Pranata Sering Meleset (Indramayu/Jabar),
Kadaulatan Ikan di Sasi Lompa Haruku (Maluku Tengah), Sei yang Menghidupi Kota
(Kalimantan Selatan), Arif Menangkis Bencana di Desa Pakis (Jawa Tengah),
Menghidupkan Lagi Keujruen Blang dan Sistem Mawah Membawa Berkah (Aceh).
Ke sepuluh hasil riset pengetahuan lokal tersebut diharapkan dapat
memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam membuat kebijakan yang berbasis
kebijakan lokal. Hadir pada acara tersebut para peneliti, pengambil kebijakan
pemerintah baik pusat maupun daerah.(cekwat)
__
0 Comments