SPR Menuju Swasembada Daging Sapi

“Saat ini SPR yang sudah mulai berhasil dan 
bisa dijadikan contoh adalah SPR di Kabupaten
Riau, bahkan hingga ke urine sapinya pun sudah
bisa dikembangkan juga sebagai pupuk dan
bahan untuk biogas.”

-- DR. IR. Nasrullah, M.Sc
Direktur Pakan Dirjen 
PKH Kementerian Pertanian RI
walau produksi daging sapi di Aceh belum menunjukkan angka krisis produk, namun kebutuhan daging sapi dari waktu ke waktu semakin meningkat.
Bentuk usaha peternakan tradisional sebagai sarana pendukung penyediaan daging sapi, memiliki kendala tersendiri dalam mengembangkan usahanya, seperti terbatasnya modal usaha, rendahnya tingkat hidup peternak, kurangnya pengetahuan, terbatasnya komunikasi dan rendahnya mutu bibit sapi serta buruknya pemasaran sehingga menyebabkan kehidupan petani ternak tidak maksimal.
Demikian dikatakan Direktur Pakan Dirjen PKH, Nasrullah. Disebutkan Nasrullah, kini pemerintah mulai menjalankan program Sentra Peternakan Rakyat (SPR), yang nantinya perlahan tapi pasti bisa meningkatkan kesejahteraan petani ternak. “Saat ini SPR yang sudah mulai berhasil dan bisa dijadikan contoh adalah SPR di Kabupaten Riau, bahkan hingga ke urine sapinya pun sudah bisa dikembangkan juga sebagai pupuk dan bahan untuk biogas,” katanya.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh, M. Yunus, mengatakan Provinsi Aceh akan mengembangkan 4 SPR sebagai pilot project di Aceh. “Masing-masing akan dibangun di Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Bireun, Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Bener Meriah,” jelas M Yunus.
Bahkan untuk Kabupaten Bener Meriah, sebut M Yunus, SPR sudah mulai dibangun serta mendapat dukungan penuh dari pemerintahan setempat. Potensi pengembangan ternak sapi di Aceh sebagai sumber daya genetik sapi lokal, yang harus terus kembangkan, terutama kemampuan SDM dan ketersediaan mutu yang sangat terbatas.
Dengan mulai dikembangkannya SPR di Aceh, akan memberi keuntungan bagi para petani ternak, di mana akan ada peningkatan kualitas SDM peternak secara kontinyu, karena di sistem SPR ini akan ada pengawasan, pendidikan, dan pengembangan SDM peternak. “Swasembada daging pun akan bisa tercapai di Aceh,” ujar M Yunus.(yayan zamzami)
Dimuat di edisi cetak - TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 51 | OKTOBER 2015

Post a Comment

0 Comments